top of page

Mengikut Yesus


Menyangkal diri, memikul salib, mengikut Yesus ...

Matius 16:24 - Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Ketika membaca ayat tersebut kita seolah-olah dituntut untuk melepaskan semua milik kita, hidup dalam kesulitan, dan menganggung penderitaan agar layak mengikuti Yesus. Demikian pula Lukas 14:26-27 seolah-olah menuntut kita membenci orangtua, keluarga, dan diri sendiri baru bisa menjadi murid Yesus.

Kebenarannya adalah bahwa Allahlah yang mencari dan memilih kita orang percaya, supaya kita bisa memiliki hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10). Ia ingin kita hidup dalam persekutuan denganNya (1 Kor 1:9) dan dengan demikian kita dapat memiliki dan menikmati semua yang terbaik dari padaNya, dan bukan puas hidup dengan apa yang kita upayakan sendiri di bumi, yang tentunya sangat terbatas.

Menyangkal diri artinya dengan tulus menyatakan bahwa kita tidak pernah akan mampu tetapi Kristus selalu mampu! Menyangkal diri juga artinya menyadari bahwa identitas diri kita sesungguhnya adalah Kristus, bukan diri kita lagi. Kebenaran kita bukan karena kesalehan kita, tetapi karena anugerah Allah melalui iman pada Yesus (Fil 3:9). Seperti Allah memandang kita sempurna di dalam Yesus (Ibr 10:14), demikianlah hendaknya kita memandang diri kita: bukan diri kita lagi tetapi Yesus Kristus (Kol 3:3, Gal 2:20). Yesus sudah ada di dalam kita dan kita sudah ada dalam Kristus, dan karena itu kita bisa meminta dan menerima apa saja dariNya! (Yoh 15:7). Bukankah ini jauh lebih indah daripada menjalani kehidupan sendirian?

Memikul salib artinya menanggung aniaya dari orang-orang yang tidak percaya karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Banyak orang yang mungkin mencemooh kita karena memilih bersandar (‘rest’) pada kasih, kuasa, dan kesempurnaan karya Yesus Kristus di kayu salib daripada menggunakan kekuatan intelektual, emosional, sosial, dan kapital untuk meraih sukses dalam kehidupan. Tetapi saat kita sadar bahwa di dalam Yesus, keselamatan, pertolongan, kemenangan, keberhasilan, damai sejahtera, sukacita, dan kebahagiaan SUDAH PASTI menjadi bagian kita, maka penolakan (‘anggapan rendah dan bodoh’ 1 Kor 2:14) dari orang-orang di sekitar kita menjadi tak lagi berarti. Pengalaman hidup Paulus membuatnya yakin bahwa tidak ada yang dapat memisahkannya dari kasih Kristus, sehingga ia bersukacita terus meski di penjara.

Mengikuti Yesus artinya membiarkan diri kita dipimpin oleh Roh Kudus (Gal 5:18). Saat kita berhenti mengandalkan perbuatan untuk selamat, diberkati, dan berbahagia (daging, Taurat, sadar diri, sadar situasi) dan fokus hanya pada kasih karunia Allah (sadar Kristus), maka pikiran kita siap dituntun oleh Roh Kudus dan Allah akan bebas menyingkapkan kehendakNya di dalam pikiran dan hati kita (Ibr 8:10). Pikiran kita akan menjadi satu dengan pikiran Kristus (1 Kor 2:16)! Dan tuntunan Roh Kudus selalu membawa kita ke tempat, orang, dan kesempatan di waktu yang tepat di mana kita bisa menikmati padang rumput yang hijau dan air yang tenang dan mendapatkan yang jauh lebih besar daripada apa yang kita pantas terima, doakan, dan rencanakan (Ef 3:20).

Saat kita sadar bahwa kasih karunia dan kesetiaan Yesus adalah kekal - tidak pernah terganggu, tidak pernah berakhir, dan tidak tergantung pada kegagalan atau keberhasilan kita - maka kebanggaan atau kecemasan yang tergantung pada upaya diri akan lenyap (identitas baru). Daya tarik dunia menjadi sirna dan ketakutanpun menjadi hilang dengan sendirinya (siap memikul salib). Dan kita tidak lagi akan pernah berjalan dalam kebingungan karena Roh Kudus senantiasa menuntun kita (mengikut Yesus).

Allah ingin kita tahu bahwa hubungan kita denganNya dirancang sebagai hubungan yang penuh cinta dan jaminan. Saat kita masuk ke dalam sukacita persekutuan dengan Bapa, maka masalah orang tua, anak, adat, kesehatan, kecukupan dan masalah sehari-hari yang lainnya tidak lagi terasa sebagai ancaman, karena kita SUDAH bersama dengan Yesus. Duduk dekat dan berjalan bersama pasangan kita saja sudah sangat indah! Dan kini, Yesus kekasih jiwa kita bukan hanya dekat dengan kita, Dia ada di DALAM kita dan tidak berniat untuk keluar dari hidup kita!

Dan sebagai bonus, apapun yang kita tinggalkan karena Yesus, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik! Mat 19:29 - Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.

Grace to you.

46 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page